Jumat, 21 November 2014

(Catper) Gunung Rinjani 3726 to 0 Gili trawangan


Mungkin ini posting yang telat di posting, walaupun sudah lama saya melakukan perjalanan ke gunung rinjani dan lombok, tapi kenanganya masih teringat jelas di hati dan pikiran karena itu perjalanan setelah mencapai impian yang baru di mulai. Saat itu saya berangkat tanggal 25 Desember 2013 dari Cikampek menggunakan bus dengan rombongan kawan-kawan Khyber Pass dan juga teman seperjuangan di kampus si bheler, perjalanan di hari libur natal sangat melelahkan karena macet bukan main di pantura jabar, yang berimbas saya harus menunggu bus rombongan lumayan lama. Setelah perjalanan yang melelahkan  di tanggal 26 rombongan sampai di banyuwangi siang hari, lalu menyebrang ke pulau Bali, sampai di pulau bali sudah sore hari dan langsung melanjutkan perjalanan ke pelabuhan Padang Bai untuk menyebrang ke pulau Lombok yaitu kota awal petualangan menuju puncak dewi anjani.

Sampai di pelabuhan lembar lombok pagi hari tanggal 27, kami langsung menuju ke basecamp pecinta alam nusa tenggara barat untuk istirahat dan makan, setelah packing ulang kami akhirnya pun berangkat menuju pos pendakian Gn.Rinjani melalui jalur pendakian sembalun. Setelah menunaikan shalat jumat saya dan rombongan akan start mendaki, perjalanan pertama kita akan melalui perkebunan warga sekitar dan di lanjutkan memasuki hutan, dengan kondisi hujan gerimis sangat menguras tenaga, setelah keluar hutan jalan mulai menanjak yang membuat kita terkadang sering istirahat, setelah lama berjalan kita sampai di pos III dekat jembatan ke dua dan ngecamp karena hari sudah mulai gelap.

Tanggal 28 pagi hari kita bangun dan tentunya memasak untuk sarapan, lalu sekitar jam 9 pagi melanjutkan perjalanan, medan setelah ini begitu berat dengan panas terik yang cukup menyengat, apalagi ketika melawati 7 bukit penyesalan, seperti melawati rintangan yang begitu sulit, dan setelah bukit penyesalan maka kita akan menemukan banyak vegetasi pohon cemara dan setelah sampai puncak kita sudah bisa melihat danau nan indah danau segara anak, setelah jalan dengan jalan yang sudah sedikit landai kita akan sampai pelawangan sembalun, yang mana kita akan ngecamp karena hari sudah mulai gelap dan untuk melanjutkan perjalanan ke puncak Rinjani malam hari.



Sekitar pukul 11-12 malam kami dan rombongan bersiap melakukan summit menuju puncak Rinjanni, pada waktu itu cukup banyak yang berangkat menuju puncak rinjani, jalur menuju puncak Rinjani mulainya tanah tapi kanan kiri jurang, tak lama jalur mulai bebatuan dan pasir, berjalan dengan dingin yang luar biasa dan angin cukup besar membuat saya lelah dan sering istirahat, setelah menempuh perjalanan yang butuh sedikit perjuangan walau tidak membawa tas carrier kami akhirnya sampai di puncak Rinjani tanggal 29 sekitar jam 5 lewat. Ucapan syukur  yang petama terucap di tanah tertinggi di pulau nusa tenggara barat. di puncak Rinjani kita bisa melihat garis pantai di sekitar, setalah beristirahat kita tidak lupa bernarsis ria sebelum turun ke pelawangan sembalun lagi.

Sesampai pelawangan sembalun saya dan rombongan mulai melanjutkan perjalanan turun tapi menuju ke danau segara anak, perjalanan menuju segara anak cukup melelahkan dengan menahan beban dengan cuaca panas, sampai di danau segara anak sudah sore hari sekitar jam 4, disini kami mulai mendirikan tenda di pinggiran danau, kami akan bermalam dua hari di segara anak, kegitan kami disini mulai dari memancing berendam di air panas, dan treking menuju gua susu di sekitar danau segara anak tapi cuaca di malam hari sangat ekstream dan terbukti setelah turun saya mendengan Rinjani du tutup karena cuaca buruk tapi syukurnya tidak ada hal" yang tidak di inginkan dalam perjalanan kali ini.


Perjalanan turun tanggal 31 desember pagi hari kita sudah siap-siap untuk melanjutkan turun melalui jalur senaru, perjalanan turun pertama kita haru mendaki menuju pelawangan senaru dengan cuaca yang sangat berkabut dan hujan membuat kita sangat lelah. Setelah sampai di pelawangan sembalun kabut sangatlah pekat jarak pandang juga berkurang membuat kita harus berhati-hati setelah melewati pelawangan sembalun jalur mulai menurun dan sedikit cerah, perjalanan pun kami buat dengan secepat mungkin dengan tenaga yang tersisa agar tidak terlalu malam sampai di bawah di pos senaru. sampai di pintu rimba pos senaru sekitar setengah tiga. lalu kami lanjutkan ke rumah warga tempat kami istirahat di pos senaru, rencananya kami akan menuju gili trawangan, tapi karena cuaca yang tak memungkinkan dan masih ada yang tertinggal walau hari sudah gelap jadi tidak jadi.

Pagi hari tanggal 1 Januari kami dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju pulau gili trawangan,  sekitar jam 10:30 kita menyebrang menggunakan perahu menuju gili trawangan disana kita melakukan aktivitas keliling pulau makan dan pembagian doorprize, dan jam 4 kita melanjutkan perjalanan pulang menuju jakarta kembali.





 Sampai rumah tanggal 3 januari saya dan irvan turun di Cikampek, lalu teman" melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Sekian cerita singkat menuju Gunung Rinjani nan indah, ucapan terimakasih kepada : Allah SWT dan kedua orang tua yang selalu mendukung saya, kepada teman irvan bheler anggota no name teman ngampus yang sudah bersama mengejar mimpi, dan tak lupa team Khyber Pass Bang Jhon Bang Ombe Bang Andro Bang Budi Mbak Chintya Bang Amung Dan bang yang lain yang tak bisa saya sebutkan semua, dan team yang di lombok yang menemani kita selama di perjalanan bang pian bang sule dan yang lainya.

Perjealan ini Teruntuk Kedua Orang Tuaku atas Gelar Sarjanaku S.Kom 
  

Aku Akan Kembali

Sabtu, 12 Juli 2014

MT.Lawu Perjalanan Lintas Provinsi ( Catper ) Cemoro Sewu- Candi Cetho

Tugu Puncak Hargo Dumilah
  
  Kali saya menceritakan perjalanan menuju gunung lawu, sebelumnya sedikit penjelasan tentang gunung lawuh dari pak Wiki " Gunung Lawu (3.265 m) terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous. Gunung Lawu adalah sumber inspirasi dari nama kereta api Argo Lawu, kereta api eksekutif yang melayani Solo Balapan-Gambir. Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi. "
    
     Saya bersama rombongan bertiga dengan kawan No Name Adv dari karawang plus satu temen di tempat kerja dari depok, jadi personil kami 4 orang.  Untuk keberangkatan kali ini kami memutuskan untuk menuju Yogyakarta bukanya solo kota terdekat menuju basecamp pendakian Lawu, karena kami berniat untuk menghabiskan waktu dua hari di yogya, karena bertepatan dengan hari libur Waisak untuk melihat acara 1000 Lampion di kawasan borobudur. Perjalanan ke Yogya menggunakan kereta Progo dari stasiun Pasar senen jam 22.00 malam tanggal 13 Mei, dengan tiket seharga Rp.50.000 kami pun sampai di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta sekitar jam 06.30 pagi tanggal 14 Mei.

      Sampai di Yogyakarta kami langsung mencari hotel sekitar Malioboro, tentunya hotel yang cocok untuk para backpacker"an :). Setelah mendapatkan hotel pagi itu kami istirahat untuk persiapan malam menuju candi Borobudur bersama teman dari jakarta yang sudah janjian untuk gabung berangkat bersama menuju TKP, karena dengan kita berasama biaya akan terasa ringan itu salah  satu jurus andalan untuk yang doyan jalan-jalan menikmati indahnya negeri ini...cie...cie..., rencana keberangkatan ke Gunung Lawu sendiri kami akan berangkat tanggal 16 mei.

16 Mei 2014
Sesuai rencana kami dengan teman-teman berangkat menuju Solo menggunakan Prambanan Ekpres sekitar jam 09.00 pagi, tapi karena faktor begadang dan lelah kami baru jam 9 pagi bangun. Setelah bangun kami langsung packing dan membeli logistik yang kurang dan tidak lupa sarapan kesiangan sebelum berangkat ke Stasiun Tugu yang tidak jauh dari hotel tempat menginap.

Sekitar jam 12:30 lewat kita sampai di Stasiun tugu dan menanyakan dan membeli tiket kereta menuju Solo  tak lama kami menunggu datang kereta Sriwedari menuju solo dengan tiket seharga Rp.6000 non ac. Perjalanan menggunakan kereta dari solo sekitar kurang lebih satu jam setengah. kami memutuskan turun di Stasiun Solo Balapan kemudian jalan menuju terminal yang jaraknya tidak terlalu jauh untuk melanjutkan perjalanan menggunakan bus ke Tawangmangu.

Sore hari kita tiba di Tawangmangu, untung saja ada rombongan dari semarang yang turun bareng juga dari bus, dan kami bersama menuju pos pendakian Cemoro Sewu (Jatim) menggunakan mobil L300 lama kalau nanjak suka batuk-batuk mungkin karena mobil tua, perjalanan menuju Cemoro Sewu akan melewati pos pendakian Cemoro Kandang (Jateng) juga.

Sampai di cemoro sewu kami siap-siap kembali check perlengkapan dan alhsail masih ada satu yang kuras gas untuk kompor, kamipun sibuk mencari di warung-warung di Cemoro Sewu ( Jawa Timur) dan hasilnya kosong semua terpaksa saya dan Odhie berjalan menuju Jawa Tengah ( Cemoro Kandang ) dan untungnya di Cemoro Kandang tersedia. Kami dan tim memutuskan melakuakn perjalanan malam, sebelum berangkat kami tidak lupa mengurus perizinan pendakian di pos pendaftaran Cemoro Sewu.

Sekitar 18.30 kami mulai pendakian, dengan di iringi doa dan gelap kami mulai berjalan di kegelapan dengan penerangan cahaya bulan yang mulai terang karena saat itu sedang bulan purnama, jadi jalan tidak menggunakan senter juga sudah terang. Perjalanan dari basecamp  ke pos 1 akan melawati dua pos bayangan. Berjalan mendaki malam bagi saya kurang nyaman selain tidak bisa menikmati suasana hijau juga kurang bisa memperhatikan medan yang saya lalui, walaupun dapat nilai tambah tidak akan kepanasan oleh teriknya matahari yang bisa membuat kita cepat lelah. Jalur ke pos 1 didominasi bebatuan yang disusun rapih menjadi jalan setapak.

Dalam perjalanan ini kita memang santai tidak punya target apa-apa atau sampai pos mana jadi saya dan teman lainya sering istirahat dan sempat menyantap makanan yang dibawa dari pos pendakian Sewu, dari pos 1 ke pos 2 jaraknya sangat jauh dan membuat kami frustasi. Di tengah dinginya malam dengan cahaya bulan yang terang akhirnya kami sampi di Pos 2 sekitar jam 22:30, kami sepakat ngecamp di bawah pos 2 yang masih terdapat lapak buat istirahat malam itu untuk melanjutkan perjalanan esok hari.

17 Mei 2014
Masak Sarapan yang kesiangan

Sekitar jam setengah tujuh saya dan teman-teman bangun untuk siap-siap membuat sarapan pagi yang sepesial karena menu makan kali ini bergizi sekali dengan logistik sayuran yang kita beli di Yogyakarta. Kita di pos 2 agak santai karena akan melanjutkan perjalanan siang hari.

Siap Berangkat Action

Sekitar jam 13.00 siank kami siap melanjutkan menuju pos selanjutnya, target kita ke pos 5 karena akan summit esok hari menuju puncak Hargo Dumilah, dengan terik matahari yang lumayan terik kami sering sekali istirahat terkadang bisa 20 menit jiak menemui tempat yang asik untuk istrahat dengan view yang indah. Untuk jalur sendiri lumayan menguras tenaga kita melawati bebatuan yang terjal dan kita terkadang akan menghirup bau belerang yang menyengat karena melewati kawah.

Di Atas Awan

Setelah sampai pos tiga jalur masih sama seperti jalur dari pos 2 ke pos 3 dengan bebatuan yang terjal yang disusun seperti tangga dan ada pembatas besi dengan jalur zigzag yang sangat lumayan menguras tenaga, atara pos 3 ke pos 4 juga lumayan sering kami istirahat santai. Ketika sampai di pos 4 hujan rintik-rintik ketika itu saya sendiri karena odhie dan hamdan sudah duluan, karena saya menunggu bayhaqy yang masih di belakang tak lama istirahat saya melanjutkan perjalan menuju sindang drajat atau pos lima.

Nyantai sambil narsis


Perjalana pos 4 ke Sindang Draja sedikit menanjak dan disini baru akan mendapatkan bonus trek landai yang lumayan jauh jaraknya, sampai di sindang drajat sekitar pukul 17.30, di Sindang drajat sendiri terdapat warung dan juga tempat tidur untuk para pendaki,setelah beristirahat cukup lama dan berdiskusi panjang pendek, gak pakai lebar kami memutuskan untuk ngecamp di sindang derajat karena malam sudah gelap dan bayhaqy mengalami sedikit masalah dikakinya.

18 Mei 2014 
Packing-packing

Sekitar pukul 7 pagi kami bangun siap-siap packing dan masak untuk sarapan, dan melanjutkan perjalanan menuju puncak dan kemudian turun. sekitar jam 9.30 kami sudah siap menuju puncak lawu hargo dumilah. Sekitar perjalanan 1 jam plus istirahat akhirnya kita sampai di Puncak Hargo Dumilah, tidak lupa puji syukur sampai ke puncak Lawa dan tidak lupa bernarsis ria.
Tim Pendaki

Hargo Dumilah Top

Setelah puas beernarsis ria dan menikmati keindahan yang kuasa akhirnya kami turun sekitar jam 11.30, lalu kami menuju hargo dalem ke warung mbok yem, di warung mbok yem saya dan teman-teman beristirahat cukup lama sempat memesan kopi juga. Disini kami masih belum tau jalur untuk turun, rencananya kami memang turun melalui jarur cemoro kandang. Setelah beristirahat di warung mbok yem kita ketemu pendaki asal yogya yang mengajak turun melalui jalur candi cetho, akhirnya kami sepakat turun bersama melalui candhi cetho sekitar jam 12 lewat.
Sekitar Puncak

Mbok Yem....Ngops ach...

Jalur turun melalui candi cetho dari hargo dalem ke arah kanan, pertama tracknya cukup landai, kita akan melewati pasar setan, yang kurang jelas jalurnya, karena banyak jalan setapak. Saya dan teman-teman pertama hanya mengikuti teman pendaki dari yogya yang naik melalui candi cetho. Setelah melalui pasar setan track sedikit mulai jelas, dengan jalan setapak yang samping kanan kiri didominasi savana yang cukup luas. Setelah sampai POS 5 (perbatasan Jatim-Jateng)  ke pos selanjutnya sudah  didominasi oleh pepohonan cemara dan jalan tracknya sedikit menurun dan terjal.
View Turun Jalur Cetho

Jalan Tak tau arah

Setelah sampai pos 4 kita berpisah dengan rombongan dari pendaki, karena takut kemalaman dijalan, track dari pos 4 selanjutnya sudah tanah basah dengan track yang sempit, dimana kadang-kadang kami sering terjatuh karena medan yang licin dan tidak terlalu lebar. Sekitar jam lima sore kami sudah sampai di pos dua dengan jalan yang sangat santai, karena tim kami ada yang kakinya sakit. Dari pos 2 kami jiga sudah kehabisan bekal air, menambah lelah dalam perjalanan dan hari sudah gelap dan jalur track yang cukup parah banyak pohon tumbang dan tanah yang licin membuat kami lelah sekali. Penuh perjuangan sekali untuk turun dan melanjutkan perjalanan, di tengah gelap malam kami pun berjuang untuk bisa kembali ke puncak yang indah bernama Keluarga tercinta :).

Ada sesuatu sepertinya
Awan sembunyi
Istirahat Pos 3 Jalur candi Cetho

Setelah berjalan cukup lama dari pos 2 ke pos 1, kami akhirnya sampai dipersimpangan jalur hutan dengan perkebunan, dan kami sempat menemui jalur yang membuat kami tidak tahu mau kemana, setelah melihat jalur yang ada, saya menemukan sumber air yang bisa dimunum, itulah yang membuat kami semangat kembali untuk lekas kembali. Tapi akhirnya kami salah mengambil jalan yang harusnya lurus kami malah melalui jalanan yang sudah di cor entah di aspal, lumayan cukup jauh sampai ke pemukiman warga dan ketika sampai kami terkejut, jalur yang kami lalui malah menjauh dari pos candi cetho, setalah kami berdiskusi dengan warga kami akhirnya minta diantar keterminal terdekat untuk hanya istrahat karena kami tahu tidak ada bus menuju solo. Akhirnya kami naik ojeng menuju terminal/pasar kecamatan Kemuning Karanganyar untuk melanjutkan perjalanan esok hari menuju Solo.

19 Mei 2014
 Pagi buta sekali kami bangun untuk menunggu bus pertama ke sebuah terminal lagi untuk menuju Solo, karena kami akan ke yogya lebih dahulu, karena tiket pulang tanggal 20 mei. Sesampai di Solo masi pagi hari saya sempatkan untuk mandi, dan sekitar jam 08.12 kami berangkat menggunakan kereta Madiun Jaya seharga 20000 menuju yogya, di kereta kami tidak dapat tempat duduk karena sudah penuh, menurut saya kereta ini cukup bagus sesuai dengan harga memang, dengan tempat duduk yang nyaman dan AC yang dingin. Setelah sampai Solo kami ke teman odhie yang kuliah di yogya untuk menginap semalam untuk esok kembali ke rumah tercinta.

20 Mei 2014
Sekitar pukul 10 kami sudah berangkat menuju stasiun lempuyangan, untuk kembali ke rumah menggunakan kereta Eko AC Krakatau yang berangkat sekitar jam 11.26, kereta ini bukan sembarang ekonomi karena dengan tempat duku 2x2 dan AC cukup dingin membawa kami pulang, sekiatar jam 20.25 kami sudah sampai di Cikampek. 

Sekian perjalanan saya menuju Gunung Lawu, terimakasih kepada Allah SWT, kedua orang tuaku teman No Name Team Adv, untuk temen seperjuangan dan seperjalanan Odhie,Hamdan, Baihaqy, untuk Teman Odhie Reza terimaksi tumpangan dan bantuanya, dan semua orang yang gak bisa di sebutin. Tak Ada Perjalanan Yang Indah Kecuali Hasil dari Perjalanan Itu.